Wednesday, May 22, 2024

Dua Tiga Hari Kotak Pandora

Aku ternyata memang sosok yang ekspresif, karena diantara banyak sekali penyangkalan tentang diri, maka inilah hal kecil yg harus aku sadari bahwa aku adalah orang yang penuh dengan perasaan. Aku lupa bahwa semua perasaan ini sering kali aku ungkapkan di dalam pikiran hingga ke kulit badan. Jarang sekali ia dapat dengan mudah diterjemahkan menjadi sebuah suara ataupun tulisan, karena ada rasa takut untuk melakukan hal itu. Ia seperti kotak pandora, siap dibuka kepada siapapun yang mau menerima ledakan dan muntahan perasaan itu.
Kepada kamu yang telah membuka kotak pandora itu, dua tiga hari belum cukup, tapi rasanya seperti arus yang begitu kuat.

Aku sadar arus ini penuh dengan bias, ada arus tarik ke satu sisi akan sebuah ide tentang sosok yang mengisi relung hati dan arus tarik ke sisi lainnya tentang orang yg tepat. Bahwa semua lautan perasaan ini, harus aku arungi dengan penuh kesadaran, agar tiap pilihan perbuatan atau sikap yang aku tunjukkan tidak melukai diri sendiri ataupun orang lain. Ada pikiran-pikiran soal ketakutan sakit hati, dan ada juga pikiran tentang bahwa ini bagian dari konsekuensinya. Kalau kata seorang yang asing padaku, tidak ada yang pernah abadi, bahkan kemungkinan untuk berpisah itu selalu hadir. Oleh karena itu, hukum alam itu harus aku telan bulat-bulat. Apakah aku perlu pelan-pelan menginjakkan kaki pada pedal agar menurunkan kecepatan agar arus ini bisa aku arungi dengan lebih baik? ataukah seluruh arus yang terlihat cepat ini memang hanyalah soal pengalaman dalam mengendarainya? Satu diantara banyak hal yg aku ketahui, bahwa menahan diri dari arus ini hanyalah menjadikan aku lebih keras kepala, atau tidak berusaha menikmati arus ini.

Aku yang tidak bisa berhenti mengekspresikan seluruh perasaan ini, tidak sungkan mengungkapkan itu kepada dia. Seluruh responnya begitu menenangkan, tentang bagaimana aku seharusnya tidak perlu khawatir tentang hal ini, karena memang semua berjalan dengan santai dan juga baik-baik saja. Tapi kalimat yang paling menyentuh hati adalah soal dia yang tidak mau menyakiti hati ini, dan tidak boleh ada rasa sakit hati yang sama muncul kembali. Aku hanya bisa terdiam dan merasa teduh, bahwa sekali lagi dalam perjalanan hidup ini (dan di saat ini juga),  aku sadar bahwa ada sebuah sosok yang memang sayang terhadap jiwa tua yang rapuh ini. Bahwa ini semua adalah batasan yang baik, agar tidak ada lagi saling menyakiti satu sama lain. Bahwa apabila dua sampai dengan tiga hari ini terasa sangat kuat, aku bersyukur sekali diberikan kesempatan beririsan waktu dengan seseorang pada kehidupan ku ini, karena dia membuat semua terasa menyenangkan. Terima kasih untuk hal itu.

Di antara semua sisipan perasaan, terselip sebuah pilihan tentang  nomor ganjil yaitu "sembilan puluh tiga". Pilihan itu menyuarakan gema ketenangan di kala kegaduhan yang terjadi. Kalau memang itu adalah jawaban soal arus, maka tunjukkanlah segala kemudahan tersebut, agar kita bisa mengukir hidup yang lebih baik lagi dalam kesempatan ini. Terima kasih untuk kamu yang sudah hidup, dan terima kasih sudah menerima dan menyelam diri dalam kotak pandora. Terima kasih juga pada semesta untuk kesempatan berjodoh waktu, apapun karma dan darmanya, karena aku juga mau menyelam pada kotak Pandora itu. 

No comments:

Post a Comment

Contributors