Friday, June 29, 2012

Write isn't just a verb

MENULIS, sebuah kata kerja yang kita sudah kenal sejak jita masih kecil. Kalo mau masuk sekolah, skill dasar atau basic yang harus kita punya adalah menulis. Tapi untuk membuat tulisan atau sebuah ulasan itu ga semudah yang kita bayangkan. Maksud gw menulis dengan makna yang lebih dalam.

Menurut gw, menulis itu adalah menumpah semua isi otak gw dari A sampai Z yang terlintas dan terpikirkan oleh gw tentang apapun yang sedang gw fokuskan. Misalnya lagi pengen menulis tentang kegiatan gw selama sehari, of course yang biasa gw lakukan adalah flash back dari pagi ampe detik gw menulis. Mulai dari hal yang berkesan sampai hal yang tak terduga. Menulis buat gw memang bukan suatu hobi yang gw tekuni terus menerus. Alasannya karena sometimes ketika gw pengen menulis gw selalu #jeger BLANK. Saat itu gw merasa kehilangan otak. #dimanaotakgw? Nah makanya kenapa blog ini jarang gw isi dengan tulisan atau pun segala nya selain karena gw emang sibuk atau mungkin lebih tepatnya sok sibuk.

Salah satu alasan lain yang buat gw nulis adalah temen gw, fero. (kunjungi blognya di www.Fero-ch.blogspot.com). Semua tulisannya selalu gw ilerin untuk di baca karena dia selalu menulis setiap reka kejadian dalam hidupnya, itu karena gw senang membaca hal yang pendek dan unik. Itu sebabnya sampai gw tahu semua kejadian dalam hidupnya sampai sampai di bilang kepo alias kepengen tahu semua hal. Well, itu lebih disebabkan karena gw adore blognya yang selalu dipenuhi dengan post dan ke-envy-an gw karena ga bisa nulis seperti dia.

Beberapa waktu lalu pas tugas kuliah gw menumpuk dan ditambah beban UAS yang sebentar lagi, gw dipenuhi dengan banyak tugas buat makalah. Disana buat gw makin sadar satu hal, menulis itu semacem matematika semakin banyak kita latihan semakin lancar kita buatnya, analoginya semakin sering kita menulis maka kita akan lebih lancar dalam menulis. Dan gw akui menjadi lebih mudah untuk menumpahkan semua ide gw dalam bentuk tulisan. Selain itu kosakata gw juga bertambah dan lebih bervariatif (ini karena kepepet pas tugas kuliah).

Nah, gw sekarang berharap gw bisa makin kreatif dan kritis dalam menulis. Oleh sebab itu gw sangat butuh saran kalian siapapun disana untuk memberi saran atau apapun deh komentar tentang isi tulisan ini atau mungkin tentang bentuk tulisan gw. thanks all.

Monday, June 11, 2012

Manusia yang utuh

Kalau mendengar kata "Manusia Seutuhnya" apa yang kalian ingin deskripsikan??

Mungkin ada yang mengaitkannya dengan agama, budaya, sosial dsb. Tapi satu hal sederhana yang sulit untuk di jawab, bagaimana  mewujudkannya? Menjadi manusia yang utuh secara lahir maupun batin?

Secara harafiah, manusia yang utuh secara lahir atau fisik jelas manusia yang sempurna. Yang tidak cacat sama sekali, namun si manusia itu tidak harus cantik dan mulus, cukup menjadi manusia yang normal yang mempunyai 5 indera. Sedangkan manusia yang utuh secara batin? Tentunya akan lebih sulit untuk deskripsikan dan mungkin jika pertanyaan ini ditanyakan kepada setiap orang, akan punya tafsiran yang berbeda.

Jika menjadi manusia yang secara batin utuh mungkin lebih berdasarkan pada pikiran. Banyak ahli bilang kalo pikiran itu sangat menentukan siapa Anda, tapi tentunya pikiran itu tidak seutuhnya membentuk anda. Tapi apa yang anda lakukan sebagai impact atau reaksi dari pikiran Anda lah yang mengindikasikan bahwa itu adalah diri Anda. Sebagai contoh sederhana, mungkin saja pikiran Anda ingin menjadi seorang superhero, tapi di kehidupan nyata ini apakah mungkin itu dapat terwujud dengan mudah? Memang bukannlah tidak mungkin seorang bisa mewujudkannya dengan berbagai cara.

Menjadi seseorang yang mempunyai pikiran yang utuh mungkin bisa di relasikan dengan Anda sebagai manusia yang utuh secara batin. Pikiran Anda akan membentuk anda menjadi seseorang yang bisa mengendalikan batin atau bahkan emosi anda. Pikiran Anda sendiri perlu di berikan rangsangan, atau suatu bentuk pancingan agar dapat memberikan efek yang sedemikian rupa dan agar memudahkan Anda menentukan pikiran Anda.

Pada akhrinya itu akan membentuk sebuah kebiasaan kecil yang berdampak baik dan positif buat diri Anda, tapi Anda lah yang menentukan kapan itu bisa terjadi. Sederhana, renungkanlah.

Contributors